Sido Subur Sarana Pertanian dan Peternakan Unggul dan Terbaik (www.sidosubur.com)

Asssalamu'alaikum Wr.Wb.

Disini saya akan mempromosikan toko saya yaitu Toko "Sido Subur" Sarana Pertanian dan Peternakan yang lengkap, unggul, dan terbaik. Toko kami melayani di tempat dan pengiriman mencakup wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, bisa juga lewat Toko Online seperti Tokopedia dan Bukalapak. Kunjungi saja https://www.sidosubur.com untuk detailnya.

LINK WWW.SIDOSUBUR.COM

PROFIL PERUSAHAAN

Tempat, No.Telp./WA:

Jalan Parangtritis, Sawahan, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta - Telp. 0813-2785-4225

Nama Perusahaan        : Sido Subur 

Tahun Berdiri                 : 2021 

Alamat Perusahaan      : Jalan Parangtritis, Sawahan, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta Jenis Perusahaan         : Toko Sarana Pertanian dan Peternakan 

E-mail                            : 

LINK WWW.SIDOSUBUR.COM

- RIWAYAT PERUSAHAAN 

Sido Subur merupakan perusahaan atau toko sarana pertanian dan peternakan yang memulai bisnis pada tahun 2021, dengan berawal dari menjual pupuk tanaman, bisnis kami kian berkembang dengan sekarang memiliki barang jualan sarana pertanian dan peternakan dengan puluhan merek yang terjamin kualitasnya. Sido Subur terletak di Jalan Parangtritis, Sawahan, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Dengan semangat berdagang, Sido Subur siap untuk selalu menjadi perusahaan sarana pertanian dan peternakan yang bermanfaat, unggul, dan terbaik. 

VISI DAN MISI 

Visi 

Menciptakan usaha jual sarana pertanian dan peternakan yang bermanfaat, unggul, dan terbaik. 

Misi Menetapkan harga jual yang terjangkau dan bersaing. 

Memberikan pelayanan yang terbaik. 

Mendapatkan kepercayaan dan kepuasan dari pembeli.

LINK WWW.SIDOSUBUR.COM

Kunjungi saja https://www.sidosubur.com untuk detailnya.

Terima kasih banyak.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

0 komentar:

Berikan tanggapanmu, terimakasih!

Enam Syarat Mencari Ilmu dengan Baik dan Benar

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6jcDjBMWNvxpPlXnAsK1TzFkpkfbvBqLDo0_Zhyy4xEQQBa2qv6wD5VdJ36H9IfqnIS9YvVyqeeAIumQDHDeG8A2IvQPYlACmJzccAHuO2evw_sWgG03eFX7T5j6UO3D2zEw-ymvNNIg/s1600/sekolah.jpg

     Assalamu'alaikum wr.wb.

     Sahabatku yang shalih, artikel saya pada kali ini berjudul "Enam Syarat Mencari Ilmu dengan Baik dan Benar." Artikel ini berisikan enam syarat yang wajib dimiliki oleh seorang pencari ilmu, baik di sekolah maupun pondok pesantren. Jika kalian ingin mendapatkan ilmu dengan baik dan haq, saya sarankan untuk membaca artikel ini.


     Berdasarkan kitab Alala, ada enam syarat mencari ilmu dengan baik dan benar, yaitu :

1.  Limpad / Cerdas

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht-9_lS4CCvr82PI667_MQyO5HpyMDct__crXy4PKS5DVX0QfDUGmwU_ceTjVGXRmuZl8HQ8_y4oCglL-iuMo7rKYfdsjEL4Vbj8-9Ocq6gHc7SrsLH4YqDIL7mNymO0cB01jrbGi62b8/s1600/otak+cerdas.jpg

     Menurut pengertian, cerdas adalah kemampuan seseorang untuk memahami cara futuristik sesuai dengan kapasitasnya dalam mendayagunakan otak dan kemampuan berpikir lebih kreatif dalam menemukan sesuatu yang benar-benar tidak terpikirkan banyak orang. Jadi, cerdas disini juga dapat diartikan sebagai seseorang yang dapat menyelesaikan setiap masalah dengan lebih kreatif / caranya sendiri.

     Coba bayangkan, jika seorang murid yang malas dan otaknya tak pernah digunakan dengan baik, maka akan terjadi penurunan fungsi otak dan mengakibatkan kecerdasan orang itu menurun. Murid itu pasti tidak dapat menyelesaikan setiap masalah dengan optimal.

     Jika seorang pencari ilmu memiliki kecerdasan yang baik, pastilah sang guru dapat menerimanya dengan baik pula. Memang, cerdas bisa jadi diperoleh dari garis keturunan, namun apakah kita akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan predikat itu. Tentu tidak jawabannya, yang harus kita lakukan saat ini adalah rajin belajar, karena kata pepatah, rajin itu pangkal pandai / cerdas.

2. Luba / Rakus akan Ilmu

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG3U1fLrrSHwln1RRpXUB1KOeSI7zPDyGlWOwMfBh1rya0dDKVuKNkHeNl-n5hVLDr8csWQyN6K-etOa74w9P9Ao7hlqGUvtauLtpVCgU2IZDHfHMW_wBT0Mf4EzYvMkPLIqStFRzCTo4/s1600/rakus+ilmu.jpg

    Tentu kalian sudah tahu pengertian dari rakus bukan? Rakus adalah keadaan seseorang dimana ia merasa kurang terhadap apa yang sedang dihadapinya. Misalnya, rakus harta, makanan, minuman, tahta, dan lain-lain. Namun pernahkan terpikir di benak kalian bahwa ada "rakus" yang diperbolehkan dalam agama Islam? Rakus yang dimaksudkan disini adalah rakus ilmu dan amal.

 

   Allah swt. sediri memerintahkan kita agar berlomba-lomba untuk mencari kebaikan. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi :

وَلِكُلٍّ۬ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيہَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ ١٤٨

Yang artinya : "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblat-nya (sendiri) yang ia menghadap kepadnya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kami berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

    Atas dasar tersebut, berarti rakus dalam hal ilmu itu sangat dianjurkan. Rakus ilmu berarti kita haus akan ilmu. Kita tidak boleh puas dalam mencari ilmu, apabila telah selesai satu urusan, kerjakanlah urusan yang lain. Dengan istiqamah beribadah khususnya mencari ilmu, insya Allah kita dapat menjadi hamba berilmu yang diridhai Allah swt.

3. Sabar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRKyHYR3v6JLFuqkeD3xCKcb2gCvx94B0fgU6BPFCTsH8B6uxjDCcyM5Um_jB6H8_Qh3zUCq1UTKFLnItNLyrRvEbhURFMHrGWwI20trfiL_HIE6zUViu3_YqVu3Vftalb3e420IXowfk/s1600/sabar.jpg

   Untuk menghadapi setiap hal memang membutuhkan kesabaran. Sabar adalah menerima dengan lapang dada semua yang dihadapinya. Termasuk juga dalam hal mencari ilmu, apabila pembelajaran sulit diterima akal, maka bersabarlah dan teruslah berusaha untuk memahami pelajaran.

   Sabar ketika mendapatkan musibah juga dibutuhkan. Misalnya ketika seorang murid yang ternyata mendapatkan nilai jelek sehingga ia tidak lulus, peran sabar disini sangatlah dibutuhkan. Coba bayangkan, apabila murid tersebut tidak bisa bersabar, mungkin ia akan putus sekolah atau mungkin lebih buruk dari itu.

   Contoh lagi dalam hal mencari ilmu adalah ketika seorang guru yang mengajar murid-muridnya sebuah kitab yang isinya lebih dari 100 halaman, sang guru hanya mengajar setengah atau satu halaman per hari. Setiap hari hanya diulang-ulang saja pelajaran itu, sampai-sampai ada murid yang kurang sabar dan ingin segera menyelesaikan kitab itu. Murid yang tidak sabar mungkin akan merasa jengkel terhadap gurunya. Murid yang seperti itulah yang tidak patut kita contoh. Dalam mencari ilmu, hendaknya harus dipahami dengan detail dan waktu yang lama agar ilmu itu dapat matang dan dikuasai.

4. Ada bekal

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEznHPxehFlVXIhvOrcyYFP7otBxum0ZsJ_Fp1mbtbWU0id-wbrYDmLDxemvLY30QUQZBAMVY3RFsgia0cPgt9Xoc_66YSRVv320Dqk0lQFiKI0gK97CNulT23l2qfSkwk5d2uU6opX-Q/s1600/uang.jpg

  Maksud bekal disini dapat berupa bekal uang, buku, dan mental. Dalam pendidikan zaman sekarang, uang memang menjadi kebutuhan. Sekolah ataupun pondok pesantren mewajibkan membayar SPP kecuali bagi yang kurang mampu dan berprestasi sehingga mendapat beasiswa yang dapat meringankan pembayaran, atau bahkan gratis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwYAcmuc4jA-0n8TXkVYWpPzXyh2dUnuQXtsgREYANWmEv3biQVs0NZrhvPSS0-wBwC5Gd6DRSr8zPpwKtH3siRATonuH1McP6yemdOTuU0KuttzNUMGHqvZCPSrBP1T8sP4vASfntgVI/s1600/buku.jpg

  Dapatkah kalian belajar dengan optimal tanpa adanya buku? Tentu saja tidak. Buku menjadi barang primer bagi seorang pelajar. Dimana kalian menulis pelajaran yang didapatkan sehabis menerima pelajaran? Ya, di buku tulis. Dalam hal mencari ilmu minimal ada tempat untuk menulis pelajaran, dan juga ada buku/kitab yang dipelajari. Jika ingin sukses, seorang pelajar harus rajin menulis dan membaca buku.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhT0nY9Y5qGmHnfNjIXJBQzZs44eSJnzdC9I6vV5VPYZM4CovsBvEriyCPfxxVqnQ1Pp4GS9ZinyLzq5Ydfbv6lNoa1F5MQJF3eZAbXu-_3bJiDY9hHZfjm4uH2kqeWe2_i6LA7shi-fjY/s1600/semangat.jpg

  Mental. Di dalam dada kalian harus tertanam mental/percaya diri yang kuat. Percayalah bahwa kalian dapat mencari ilmu dengan mudah dan lancar. Murid yang minder dan kurang percaya diri disebabkan dianggap bodoh atau miskin oleh teman-temannya maka akan sulit menerima pelajaran. Mental yang kuat dan tinggi akan memimpin tubuh seorang pelajar dalam mencari ilmu. Semangat yang tinggi dan tak pernah pudar akan mengantarkan seorang pelajar menuju kesuksesan.

5. Petunjuk / pertolongan guru

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglzEJXF6D8haBBLBC91FCExas_EDtacCNA7LFlfRC_xKLlV2ZdNAyv8WrmPDLY9GYl-u3TDzqQi307_Du2ZwOmjmd9m0laaOILFlNrJHk_ih_XMVHpGegJPlZmGvSNssZJ3p4Szmj05cI/s1600/guru.png

  Belajar yang baik adalah ketika bersama petunjuk dan pertolongan guru. Belajar tanpa guru juga dapat menyebabkan pembelajaran tidak optimal. Memang belajar bukan hanya dari guru, bisa juga dari internet atau buku. Namun dapatkah kalian menjawab sendiri pertanyaan yang muncul dalam benak kalian tanpa pertolongan guru? Guru disini menjadi penunjuk arah kemana kita akan pergi, kemana kita akan berlanjut dari suatu ilmu ke ilmu yang lain.

     Guru menjadi penolong murid ketika ada pertanyaan yang sulit. Bertanyalah kepada gurumu ketika ada kesulitan. Bertanyalah sampai kalian paham apa yang sedang kalian pelajari. Pepatah bilang “Malu bertanya, maka akan sesat di jalan.” Namun banyak bertanya bukan berarti ia tidak pintar dan memalukan. Justru dengan bertanya lebih banyak, maka akan lebih banyak pula ilmu yang kita dapatkan.

     Murid yang baik adalah yang menghargai dan menghormati gurunya. Ketika sang guru sedang menjelaskan sesuatu, cobalah untuk diam dan mendengarkan. Jangan membuat kegaduhan saat guru sedang menjelaskan. Seusai guru menjelaskan, bertanyalah padanya tentang apa yang belum dapat dipahami.

6.  Waktu yang lama

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzvedfYtvNjmDsdVD_odqw_c0vGR3_UVGb1J510L9w_XtPxngl0_KtQKAe3YtN2b4Cb_Br9Hb78_fqrJn0lfkwlD1dHaYgztytjRz87do3_VG582dC7m9xv9nHnImuQlftiq2a8_NdAmc/s1600/waktu+yang+lama.jpg

 

 

     Seperti contoh pada poin ketiga di atas, yakni tentang kesabaran. Mencari ilmu harus dengan kesabaran dan waktu yang cukup/lama. Mempelajari suatu kitab haruslah dengan teliti dan menyeluruh, harus dengan waktu yang lama. Coba bayangkan, bila ilmu yang penting yang seharusnya dituntut selama satu tahun hanya diperoleh selama beberapa hari saja, maka ilmu itu kemungkinan tidak akan bertahan lama dalam ingatan dan tidak dapat pula dikuasai dengan baik. Belajarlah dengan waktu yang lama agar ilmu dapat dikuasai.

 

     Belajar memang membutuhkan waktu yang lama dan dilakukan secara rutin/kontinu. Misalnya, ketika seorang murid belajar pada malam hari di rumahnya. Waktu dan tempat harus direncanakan oleh murid itu, misal lama belajarnya adalah 30 menit sehari dan dilakukan di meja belajarnya. Maka murid itu harus mewajibkan ketetapannya, artinya murid itu harus belajar sesuai dengan waktu yang telah ia tetapkan. Bila ia memilih waktu 30 menit sehari, maka ia juga harus belajar 30 menit tiap hari agar ia semakin pandai dalam ilmu itu. Itu harus dilakukan secara berkelanjutan.

 

     Itulah enam syarat penting dalam mencari ilmu untuk mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat. Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat. Aamiin.

 

     Wassalamu'alaikum wr.wb.

 

SUMBER : KITAB AL-ALA KEDIRI

 

0 komentar:

Berikan tanggapanmu, terimakasih!

Langkah Mudah agar Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit8ZcGpR5y3f3FJPIXaHM5kOyWJDTmGbN3nnN5freqV_a0eYIOL9GYb7lIO69YU54L77SrbDLXiE3_PKIXjiQ7gMkqa-NbMt32M1KWDv0z2H0hOwYjhhxLF8u2Avo89nQiKEovMg1oRPE/s1600/cinta+orang+tua.jpg

Assalamu’alaikum wr.wb.

  

  Sahabatku yang taat pada Allah swt. Marilah kita semakin taat kepada-Nya dan juga taat kepada kedua orang tua kita. Kali ini, artikel yang berjudul, " Langkah Mudah agar Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua." ini menjelaskan tentang tips-tips untuk kita ataupun anak kita supaya bisa menjadi anak sholeh. Terkadang kita sulit, bukan? untuk menghormati orang tua kita, bahkan kita malu untuk mengungkapkan rasa cinta kita pada mereka. Untuk mengungkapkannya kita dapat melakukan sesuatu yang berharga bagi mereka. Nah, disinilah kami akan jelaskan hal itu.

 

 


 

 

1. Makna Orang Tua bagi Anak

 

  Orang tua memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Setiap anak memiliki

kewajiban untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Kasih sayang

yang tulus yang diberikan orang tua tidak akan mampu dibayar dengan uang

oleh seorang anak. Oleh karena itu, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan

orang tua harus dibalas dengan kebaikan, kasih sayang, dan pengorbanan

yang serupa, meski tidak sebanding. Islam mengenal dua macam orang tua

yang harus dihormati, yakni orang tua biologis yang telah melahirkan kita dan

orang tua rohani yang telah mengantarkan kita mengenal Allah Swt.

 

Kewajiban Berbakti kepada Kedua Orang Tua

 

  Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyayangi,

menghormati, mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka

perintahkan, termasuk melakukan hal-hal yang mereka sukai adalah kewajiban

yang harus dilakukan oleh setiap anak kepada orang tuanya. Perilaku tersebut

di dalam istilah agama Islam dinamakan birrul walidain.

Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh

setiap anak, sepanjang keduanya tidak memerintahkan atau menganjurkan

kemaksiatan atau kemusyrikan. Bahkan, seorang anak tetap harus berbakti

meskipun orang tuanya kafir atau musyrik. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt.

melalui firman-Nya dalam surah Luqmān/31:15 yang artinya,

 

“Jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku

dengan sesuatu yang engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau mengikuti

keduanya, dan bergaullah dengan keduanya di dunia dengan baik.”

 

  Islam mengatur hubungan antara anak terhadap kedua orang tuanya dan

tata cara pergaulannya. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang saling

berkaitan. Seorang anak tidak diperkenankan mengucapkan kata-kata yang

kurang berkenan terhadap kedua orang tua, apalagi hingga membuat mereka

sakit hati. Allah Swt. berfirman:

 

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika

salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut

dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan

kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak

keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. al-

Isrā/17:23)

 

  Ayat ke-23 surah al-Isrā di atas, menjelaskan bahwa setiap anak mesti

memberikan perhatian kepada orang tuanya. Sopan santun, baik dalam ucapan

maupun perbuatan merupakan nilai-nilai yang harus dilakukan seorang anak

kepada orang tuanya. Bahkan, ucapan “ah”, “ih”, “hus” yang bernada penolakan

atau pembangkangan terhadap perintahnya adalah dilarang, apalagi sampai

memukul atau perbuatan kasar lainnya yang menyakiti mereka.

Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman:

 

 

Artinya: “Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan

kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu

tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku

tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.”

 

  Jadi, jelaslah bahwa perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua

merupakan perintah langsung dari Allah Swt. yang harus dilaksanakan oleh

setiap orang yang beriman. Kepatuhan kepada kedua orang tua merupakan

bukti kepatuhan kepada Allah, dan kedurhakaan kepada keduanya merupakan

kedurhakaan kepada Allah Swt.

 

Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

 

  Islam menempatkan kedudukan orang tua pada tempat terhormat

dalam al-Qur’ān. Kedua orang tua menempati posisi penting dalam berbakti

seorang manusia setelah beribadah kepada Allah Swt. Perlakuan kepada

keduanya merupakan pintu keberkahan maupun kesulitan bagi seorang

anak. Jika seorang anak berbakti dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya

sebagaimana yang Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan

hidup kepada anak tersebut. Tetapi sebaliknya, jika seorang anak durhaka

kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan jalan hidupnya.

Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya:

 

Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak

pada kemurkaan orang tua”. (H.R. Baihaqi)

 

  Banyak riwayat yang mengemukakan tentang keutamaan berbakti kepada

orang tua. Keutamaan-keutamaan tersebut akan diperoleh seorang anak baik

di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun keutamaan-keutamaan berbakti

kepada orang tua di antaranya adalah seperti berikut.

 

a. Penghapus dosa besar

 

  Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada

Rasulullah saw. dan berkata, “Saya telah melakukan suatu dosa besar.

Apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasulullah saw. bertanya, “Apakah

kedua ibu bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih menjawab,

“Keduanya telah meninggal dunia.” Rasulullah saw. bertanya lagi, “Apakah

kaupunya khallah (saudara ibu)?” “Ya punya.” Jawab lelaki itu. Maka

Rasulullah kembali bersabda, “Baktikanlah dirimu kepadanya.” (H.R.

Tirmizi, Ibnu Hibban, dan Hakim)

 

b. Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki

 

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan

dilimpahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada ibu bapaknya, dan

memelihara silaturahim.” (H.R. Ahmad)

 

c. Akan mendapatkan bakti yang sama dari anak keturunan

 

Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian mengganggu wanita

milik orang lain, niscaya wanita milikmu tak anak diganggu orang,

dan berbaktilah kepada ibu bapak kalian, agar anak-anakmu kelak

berbakti kepadamu. Barangsiapa yang diminta maaf oleh saudaranya,

hendaklah dimaafkannya, baik ia salah atau benar. Jika tidak ada yang

mengamalkannya, maka ia tidak akan mendatangi al-¥aud (sebuah danau)

di surga.” (H.R. al-Hakim)

 

d. Dimasukkan ke dalam surga

 

Rasulullah saw. bersabda, “Pintu tengah terbuka untuk orang-orang

yang birrul walidain. Barangsiapa yang berbakti kepada ibu bapaknya,

akan terbukalah pintu itu, dan siapa yang durhaka kepada keduanya,

tertutuplah pintu itu baginya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Śahih dalam “At-

Targib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)

 

Perilaku yang mencerminkan sikap sayang, hormat, dan patuh kepada orang tua

di antaranya adalah:

 

1. Jika orang tua masih hidup seperti berikut.

a. Mengucapkan salam saat akan meninggalkan atau menemuinya.

b. Mendengarkan segala perkataannya dengan penuh rasa hormat dan

rendah hati.

c. Tidak memotong pembicaraannya karena itu akan menyakiti hati keduanya.

c. Berpamitan atau meminta izin ketika akan pergi ke luar rumah, baik untuk

bersekolah atau keperluan laiinya.

d. Mencium tangan kedua orang tua jika akan pergi dan kembali dari

bepergian.

e. Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang akan meringankan

beban orang tua.

f. Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari

keduanya.

g. Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduannya

sudah tua dan pikun.

h. Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan

keduanya.

i. Menyambung silaturahim meskipun hanya melalui telepon ketika jarak

sangat jauh.

j. Memberikan sebagian rezeki yang kita miliki meskipun mereka tidak

membutuhkan.

k. Selalu meminta doa restu orang tua dalam menghadapi suatu

permasalahan.

 

2. Jika orang tua telah meninggal dunia.

 

a. Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya

(utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih hidup).

b. Menyambung tali silaturahim kepada kerabat dan teman-teman dekatnya

atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.

c. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu

bapak.

d. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada

Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita.

 

Sekian. Semoga bermanfaat.

 

  Wassalamu'alaikum wr.wb.

 

SUMBER : BUKU PAKET PAI SMA KELAS X

 

0 komentar:

Berikan tanggapanmu, terimakasih!