Langkah Mudah agar Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit8ZcGpR5y3f3FJPIXaHM5kOyWJDTmGbN3nnN5freqV_a0eYIOL9GYb7lIO69YU54L77SrbDLXiE3_PKIXjiQ7gMkqa-NbMt32M1KWDv0z2H0hOwYjhhxLF8u2Avo89nQiKEovMg1oRPE/s1600/cinta+orang+tua.jpg

Assalamu’alaikum wr.wb.

  

  Sahabatku yang taat pada Allah swt. Marilah kita semakin taat kepada-Nya dan juga taat kepada kedua orang tua kita. Kali ini, artikel yang berjudul, " Langkah Mudah agar Sayang, Hormat, dan Patuh kepada Orang Tua." ini menjelaskan tentang tips-tips untuk kita ataupun anak kita supaya bisa menjadi anak sholeh. Terkadang kita sulit, bukan? untuk menghormati orang tua kita, bahkan kita malu untuk mengungkapkan rasa cinta kita pada mereka. Untuk mengungkapkannya kita dapat melakukan sesuatu yang berharga bagi mereka. Nah, disinilah kami akan jelaskan hal itu.

 

 


 

 

1. Makna Orang Tua bagi Anak

 

  Orang tua memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Setiap anak memiliki

kewajiban untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Kasih sayang

yang tulus yang diberikan orang tua tidak akan mampu dibayar dengan uang

oleh seorang anak. Oleh karena itu, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan

orang tua harus dibalas dengan kebaikan, kasih sayang, dan pengorbanan

yang serupa, meski tidak sebanding. Islam mengenal dua macam orang tua

yang harus dihormati, yakni orang tua biologis yang telah melahirkan kita dan

orang tua rohani yang telah mengantarkan kita mengenal Allah Swt.

 

Kewajiban Berbakti kepada Kedua Orang Tua

 

  Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyayangi,

menghormati, mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka

perintahkan, termasuk melakukan hal-hal yang mereka sukai adalah kewajiban

yang harus dilakukan oleh setiap anak kepada orang tuanya. Perilaku tersebut

di dalam istilah agama Islam dinamakan birrul walidain.

Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh

setiap anak, sepanjang keduanya tidak memerintahkan atau menganjurkan

kemaksiatan atau kemusyrikan. Bahkan, seorang anak tetap harus berbakti

meskipun orang tuanya kafir atau musyrik. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt.

melalui firman-Nya dalam surah Luqmān/31:15 yang artinya,

 

“Jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku

dengan sesuatu yang engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau mengikuti

keduanya, dan bergaullah dengan keduanya di dunia dengan baik.”

 

  Islam mengatur hubungan antara anak terhadap kedua orang tuanya dan

tata cara pergaulannya. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang saling

berkaitan. Seorang anak tidak diperkenankan mengucapkan kata-kata yang

kurang berkenan terhadap kedua orang tua, apalagi hingga membuat mereka

sakit hati. Allah Swt. berfirman:

 

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika

salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut

dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan

kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak

keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. al-

Isrā/17:23)

 

  Ayat ke-23 surah al-Isrā di atas, menjelaskan bahwa setiap anak mesti

memberikan perhatian kepada orang tuanya. Sopan santun, baik dalam ucapan

maupun perbuatan merupakan nilai-nilai yang harus dilakukan seorang anak

kepada orang tuanya. Bahkan, ucapan “ah”, “ih”, “hus” yang bernada penolakan

atau pembangkangan terhadap perintahnya adalah dilarang, apalagi sampai

memukul atau perbuatan kasar lainnya yang menyakiti mereka.

Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman:

 

 

Artinya: “Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan

kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu

tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku

tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.”

 

  Jadi, jelaslah bahwa perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua

merupakan perintah langsung dari Allah Swt. yang harus dilaksanakan oleh

setiap orang yang beriman. Kepatuhan kepada kedua orang tua merupakan

bukti kepatuhan kepada Allah, dan kedurhakaan kepada keduanya merupakan

kedurhakaan kepada Allah Swt.

 

Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

 

  Islam menempatkan kedudukan orang tua pada tempat terhormat

dalam al-Qur’ān. Kedua orang tua menempati posisi penting dalam berbakti

seorang manusia setelah beribadah kepada Allah Swt. Perlakuan kepada

keduanya merupakan pintu keberkahan maupun kesulitan bagi seorang

anak. Jika seorang anak berbakti dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya

sebagaimana yang Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan

hidup kepada anak tersebut. Tetapi sebaliknya, jika seorang anak durhaka

kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan jalan hidupnya.

Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya:

 

Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak

pada kemurkaan orang tua”. (H.R. Baihaqi)

 

  Banyak riwayat yang mengemukakan tentang keutamaan berbakti kepada

orang tua. Keutamaan-keutamaan tersebut akan diperoleh seorang anak baik

di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun keutamaan-keutamaan berbakti

kepada orang tua di antaranya adalah seperti berikut.

 

a. Penghapus dosa besar

 

  Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada

Rasulullah saw. dan berkata, “Saya telah melakukan suatu dosa besar.

Apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasulullah saw. bertanya, “Apakah

kedua ibu bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih menjawab,

“Keduanya telah meninggal dunia.” Rasulullah saw. bertanya lagi, “Apakah

kaupunya khallah (saudara ibu)?” “Ya punya.” Jawab lelaki itu. Maka

Rasulullah kembali bersabda, “Baktikanlah dirimu kepadanya.” (H.R.

Tirmizi, Ibnu Hibban, dan Hakim)

 

b. Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki

 

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan

dilimpahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada ibu bapaknya, dan

memelihara silaturahim.” (H.R. Ahmad)

 

c. Akan mendapatkan bakti yang sama dari anak keturunan

 

Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian mengganggu wanita

milik orang lain, niscaya wanita milikmu tak anak diganggu orang,

dan berbaktilah kepada ibu bapak kalian, agar anak-anakmu kelak

berbakti kepadamu. Barangsiapa yang diminta maaf oleh saudaranya,

hendaklah dimaafkannya, baik ia salah atau benar. Jika tidak ada yang

mengamalkannya, maka ia tidak akan mendatangi al-¥aud (sebuah danau)

di surga.” (H.R. al-Hakim)

 

d. Dimasukkan ke dalam surga

 

Rasulullah saw. bersabda, “Pintu tengah terbuka untuk orang-orang

yang birrul walidain. Barangsiapa yang berbakti kepada ibu bapaknya,

akan terbukalah pintu itu, dan siapa yang durhaka kepada keduanya,

tertutuplah pintu itu baginya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Śahih dalam “At-

Targib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)

 

Perilaku yang mencerminkan sikap sayang, hormat, dan patuh kepada orang tua

di antaranya adalah:

 

1. Jika orang tua masih hidup seperti berikut.

a. Mengucapkan salam saat akan meninggalkan atau menemuinya.

b. Mendengarkan segala perkataannya dengan penuh rasa hormat dan

rendah hati.

c. Tidak memotong pembicaraannya karena itu akan menyakiti hati keduanya.

c. Berpamitan atau meminta izin ketika akan pergi ke luar rumah, baik untuk

bersekolah atau keperluan laiinya.

d. Mencium tangan kedua orang tua jika akan pergi dan kembali dari

bepergian.

e. Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang akan meringankan

beban orang tua.

f. Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari

keduanya.

g. Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduannya

sudah tua dan pikun.

h. Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan

keduanya.

i. Menyambung silaturahim meskipun hanya melalui telepon ketika jarak

sangat jauh.

j. Memberikan sebagian rezeki yang kita miliki meskipun mereka tidak

membutuhkan.

k. Selalu meminta doa restu orang tua dalam menghadapi suatu

permasalahan.

 

2. Jika orang tua telah meninggal dunia.

 

a. Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya

(utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih hidup).

b. Menyambung tali silaturahim kepada kerabat dan teman-teman dekatnya

atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.

c. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu

bapak.

d. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada

Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita.

 

Sekian. Semoga bermanfaat.

 

  Wassalamu'alaikum wr.wb.

 

SUMBER : BUKU PAKET PAI SMA KELAS X

 

0 komentar:

Berikan tanggapanmu, terimakasih!