Assalamu'alaikum wr.wb.
Sahabatku yang shalih, artikel saya pada kali ini berjudul "Enam
Syarat Mencari Ilmu dengan Baik dan Benar." Artikel ini berisikan enam
syarat yang wajib dimiliki oleh seorang pencari ilmu, baik di sekolah maupun pondok
pesantren. Jika kalian ingin mendapatkan ilmu dengan baik dan haq, saya
sarankan untuk membaca artikel ini.
Berdasarkan kitab Alala, ada enam syarat mencari ilmu dengan baik dan
benar, yaitu :
1. Limpad / Cerdas
Menurut pengertian, cerdas adalah kemampuan seseorang untuk memahami cara
futuristik sesuai dengan kapasitasnya dalam mendayagunakan otak dan kemampuan
berpikir lebih kreatif dalam menemukan sesuatu yang benar-benar tidak
terpikirkan banyak orang. Jadi, cerdas disini juga dapat diartikan sebagai
seseorang yang dapat menyelesaikan setiap masalah dengan lebih kreatif /
caranya sendiri.
Coba
bayangkan, jika seorang murid yang malas dan otaknya tak pernah digunakan
dengan baik, maka akan terjadi penurunan fungsi otak dan mengakibatkan
kecerdasan orang itu menurun. Murid itu pasti tidak dapat menyelesaikan setiap
masalah dengan optimal.
Jika
seorang pencari ilmu memiliki kecerdasan yang baik, pastilah sang guru dapat
menerimanya dengan baik pula. Memang, cerdas bisa jadi diperoleh dari garis
keturunan, namun apakah kita akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan
predikat itu. Tentu tidak jawabannya, yang harus kita lakukan saat ini adalah
rajin belajar, karena kata pepatah, rajin itu pangkal pandai / cerdas.
2. Luba / Rakus
akan Ilmu
Tentu
kalian sudah tahu pengertian dari rakus bukan? Rakus adalah keadaan seseorang
dimana ia merasa kurang terhadap apa yang sedang dihadapinya. Misalnya, rakus
harta, makanan, minuman, tahta, dan lain-lain. Namun pernahkan terpikir di
benak kalian bahwa ada "rakus" yang diperbolehkan dalam agama Islam?
Rakus yang dimaksudkan disini adalah rakus ilmu dan amal.
Allah swt.
sediri memerintahkan kita agar berlomba-lomba untuk mencari kebaikan. Dalam QS.
Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi :
وَلِكُلٍّ۬ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيہَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ ١٤٨
Yang artinya : "Dan
bagi tiap-tiap umat ada kiblat-nya (sendiri) yang ia menghadap kepadnya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kami berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Atas dasar
tersebut, berarti rakus dalam hal ilmu itu sangat dianjurkan. Rakus ilmu
berarti kita haus akan ilmu. Kita tidak boleh puas dalam mencari ilmu, apabila
telah selesai satu urusan, kerjakanlah urusan yang lain. Dengan istiqamah
beribadah khususnya mencari ilmu, insya Allah kita dapat menjadi hamba berilmu
yang diridhai Allah swt.
3. Sabar
Untuk
menghadapi setiap hal memang membutuhkan kesabaran. Sabar adalah menerima
dengan lapang dada semua yang dihadapinya. Termasuk juga dalam hal mencari
ilmu, apabila pembelajaran sulit diterima akal, maka bersabarlah dan teruslah
berusaha untuk memahami pelajaran.
Sabar
ketika mendapatkan musibah juga dibutuhkan. Misalnya ketika seorang murid yang
ternyata mendapatkan nilai jelek sehingga ia tidak lulus, peran sabar disini
sangatlah dibutuhkan. Coba bayangkan, apabila murid tersebut tidak bisa
bersabar, mungkin ia akan putus sekolah atau mungkin lebih buruk dari itu.
Contoh lagi
dalam hal mencari ilmu adalah ketika seorang guru yang mengajar murid-muridnya
sebuah kitab yang isinya lebih dari 100 halaman, sang guru hanya mengajar
setengah atau satu halaman per hari. Setiap hari hanya diulang-ulang saja
pelajaran itu, sampai-sampai ada murid yang kurang sabar dan ingin segera
menyelesaikan kitab itu. Murid yang tidak sabar mungkin akan merasa jengkel
terhadap gurunya. Murid yang seperti itulah yang tidak patut kita contoh. Dalam
mencari ilmu, hendaknya harus dipahami dengan detail dan waktu yang lama agar
ilmu itu dapat matang dan dikuasai.
4. Ada bekal
Maksud bekal
disini dapat berupa bekal uang, buku, dan mental. Dalam pendidikan zaman
sekarang, uang memang menjadi kebutuhan. Sekolah ataupun pondok pesantren
mewajibkan membayar SPP kecuali bagi yang kurang mampu dan berprestasi sehingga
mendapat beasiswa yang dapat meringankan pembayaran, atau bahkan gratis.
Dapatkah kalian
belajar dengan optimal tanpa adanya buku? Tentu saja tidak. Buku menjadi barang
primer bagi seorang pelajar. Dimana kalian menulis pelajaran yang didapatkan
sehabis menerima pelajaran? Ya, di buku tulis. Dalam hal mencari ilmu minimal
ada tempat untuk menulis pelajaran, dan juga ada buku/kitab yang dipelajari.
Jika ingin sukses, seorang pelajar harus rajin menulis dan membaca buku.
Mental. Di dalam
dada kalian harus tertanam mental/percaya diri yang kuat. Percayalah bahwa
kalian dapat mencari ilmu dengan mudah dan lancar. Murid yang minder dan kurang
percaya diri disebabkan dianggap bodoh atau miskin oleh teman-temannya maka
akan sulit menerima pelajaran. Mental yang kuat dan tinggi akan memimpin tubuh
seorang pelajar dalam mencari ilmu. Semangat yang tinggi dan tak pernah pudar
akan mengantarkan seorang pelajar menuju kesuksesan.
5. Petunjuk /
pertolongan guru
Belajar yang baik
adalah ketika bersama petunjuk dan pertolongan guru. Belajar tanpa guru juga
dapat menyebabkan pembelajaran tidak optimal. Memang belajar bukan hanya dari
guru, bisa juga dari internet atau buku. Namun dapatkah kalian menjawab sendiri
pertanyaan yang muncul dalam benak kalian tanpa pertolongan guru? Guru disini
menjadi penunjuk arah kemana kita akan pergi, kemana kita akan berlanjut dari
suatu ilmu ke ilmu yang lain.
Guru
menjadi penolong murid ketika ada pertanyaan yang sulit. Bertanyalah kepada
gurumu ketika ada kesulitan. Bertanyalah sampai kalian paham apa yang sedang
kalian pelajari. Pepatah bilang “Malu bertanya, maka akan sesat di jalan.”
Namun banyak bertanya bukan berarti ia tidak pintar dan memalukan. Justru
dengan bertanya lebih banyak, maka akan lebih banyak pula ilmu yang kita dapatkan.
Murid yang baik adalah yang menghargai dan menghormati gurunya. Ketika
sang guru sedang menjelaskan sesuatu, cobalah untuk diam dan mendengarkan.
Jangan membuat kegaduhan saat guru sedang menjelaskan. Seusai guru menjelaskan,
bertanyalah padanya tentang apa yang belum dapat dipahami.
6. Waktu yang lama
Seperti contoh pada poin ketiga di atas, yakni tentang kesabaran. Mencari
ilmu harus dengan kesabaran dan waktu yang cukup/lama. Mempelajari suatu kitab
haruslah dengan teliti dan menyeluruh, harus dengan waktu yang lama. Coba
bayangkan, bila ilmu yang penting yang seharusnya dituntut selama satu tahun
hanya diperoleh selama beberapa hari saja, maka ilmu itu kemungkinan tidak akan
bertahan lama dalam ingatan dan tidak dapat pula dikuasai dengan baik.
Belajarlah dengan waktu yang lama agar ilmu dapat dikuasai.
Belajar memang membutuhkan waktu yang lama dan dilakukan secara
rutin/kontinu. Misalnya, ketika seorang murid belajar pada malam hari di
rumahnya. Waktu dan tempat harus direncanakan oleh murid itu, misal lama
belajarnya adalah 30 menit sehari dan dilakukan di meja belajarnya. Maka murid
itu harus mewajibkan ketetapannya, artinya murid itu harus belajar sesuai
dengan waktu yang telah ia tetapkan. Bila ia memilih waktu 30 menit sehari,
maka ia juga harus belajar 30 menit tiap hari agar ia semakin pandai dalam ilmu
itu. Itu harus dilakukan secara berkelanjutan.
Itulah enam syarat penting dalam mencari ilmu untuk mencapai kesuksesan
di dunia dan akhirat. Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat. Aamiin.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
SUMBER
: KITAB AL-ALA KEDIRI